my HIStory

Thankful..

Setengah tahun ini bersyukur buat setiap kepercayaan yang ditambahkan oleh Tuhan dan hadiah-hadiah dari Tuhan yang tidak terduga. He’s so AMAZING!
Juga buat setiap pelajaran kehidupan yang membuatku semakin mengenal dan dekat dengan Tuhan Yesus dan mengerti kehendakNya dalam hidupku.

Satu hal yang penting yang aku pelajari selama setengah tahun berjalan di tahun 2013 ini adalah visi hidup. Tanpa visi, kita hanya akan berjalan tanpa tujuan.
Visi hidup juga membantu kita untuk melakukan persiapan. Karena hasil yang gemilang membutuhkan persiapan yang maksimal.
Kemudian, fokus hidup yang terarah kepada Tuhan juga membuat kita sanggup dan berani untuk melangkah pasti..
 
Ada waktu di hidupku
Pencobaan berat menerpa
Aku berseru mengapa ya Tuhan
Nyatakan kehendakMu

Jalan Tuhan bukan jalanmu
Jangan bimbang ataupun ragu
Nantikan Tuhan jadikan semua
indah pada waktuNya

Pada Tuhan masa depanku
Pada Tuhan ku srahkan hidupku
Nantikan Tuhan berkarya
Indah pada waktuNya

Hari esok tiada ku tau
Namun tetap langkahku maju
Kuyakin Tuhan jadikan semua
Indah pada waktuNya
 
Aku belajar untuk tidak khawatir melangkah ke depan, karena Tuhan yang memeliharaku..^.^
 I wanna be thankful for everything!

Thanks Jesus ^.^


 

Finally! S.T.!
Yeay! Thanks to Jesus for His great blessing in my study.
God is so GOOD!
And also thanks for my lecturers, especially Mr. Andi, and also my partner.. :D
 
My Father is my Provider. Thanks Lord Jesus..
After all these blessings, I once again believe that nothing is impossible, He just has His own time.. :)
And His love always be my answer.. ^.^

Bertahan

Pernahkah kamu mengalami perbedaan dengan orang-orang di dalam tim?
Misalnya, beda pendapat, beda prinsip, beda pola pikir, beda pemikiran, atau perbedaan-perbedaan lainnya?
Hmm, pasti semua orang pasti pernah mengalami perbedaan. Bahkan orang yang paling penurut pun pasti pernah mengalami sekali/dua kali perbedaan pendapat dengan orang lain.

Lalu, pernahkah juga kamu mengalami gesekan (atau dalam bahasa gaulnya: nggak enakan) sama mereka?
Misalnya, merasa tersinggung karena sikap/perkataan seseorang, berdebat pendapat dengan keras, atau merasa ditekan, dll?
Yang satu ini kayaknya juga pasti pernah deh..
Sebagai manusia normal yang punya perasaan dan ego, kita semua pasti mengalami gesekan. Apalagi di dalam suatu tim ada berbagai macam orang dengan beragam latar belakang kepribadian.

Nah, sekarang, pernahkah kamu mengalami kekecewaan terhadap mereka?
Merasa sakit hati, merasa dihakimi, lalu kehilangan kepercayaan, atau bahkan kehilangan kasih terhadap mereka?
Permasalahan seperti itu sepertinya bukan hal asing lagi terjadi di antara banyak orang yang berada dalam suatu tim.

Berpikir lebih dalam lagi yuk..^^
Daripada menganggap perbedaan dan gesekan sebagai sesuatu yang menghalangi pertumbuhan, mengapa tidak menganggapnya sebagai proses pemurnian dan pendewasaan?
Perbedaan dan gesekan adalah hal wajar agar kita menjadi pribadi yang lebih dewasa. Lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan, lebih dewasa dalam menjaga hati, dan juga lebih dewasa di dalam kasih.
Untuk menjadi orang yang kuat dalam karakter, kita perlu dibentuk melalui berbagai macam proses.

Manusia tetaplah manusia, akan selalu punya kekurangan dan melakukan kesalahan. Jangan berharap berlebihan pada manusia.
Fokus kita ngga boleh salah. Ketika berorganisasi dan terlibat dalam suatu tim, ingatlah bahwa kita sedang melakukannya untukNya dan karenaNya.

Lalu, bagaimana menyikapi kekecewaan?
Pernah merasa kecewa itu wajar, tapi tinggal di dalam kekecewaan itu merugikan diri sendiri. Ingatlah, sekalipun mengalami kekecewaan, kita bukan produk dari rasa pahit. Teruslah bersikap baik dan tulus hati.

Hari ini, ngga boleh jadi orang yang menyimpan kekecewaan.
Berusaha mengasihi lebih lagi..
Kasih meminimalkan penyesalan.
Orang yang tidak pernah rugi adalah orang yang selalu mengasihi.
Bertahan dalam proses dan menjadi pemenang!^^

Rose: Sebuah Kisah tentang PenyertaanNya

Suatu siang di ibukota, di sebuah kantor redaksi majalah rohani berskala nasional, suasana kantor sedang lengang. Beberapa meja kerja terlihat kosong ditinggal sang empunya untuk istirahat makan siang.
Beberapa orang lagi terlihat menikmati bekal makan siang yang dibawa dari rumah sambil mengobrol santai dengan rekan di meja sebelah.
Namun, sangat berbeda dengan meja di ujung ruangan.
Suara ketikan keyboard dan ‘klik’ mouse beberapa kali terdengar.
Rose, sang editor berusia 26 tahun, masih berada di depan layar komputer.
Sudah 2 minggu ini Rose cuti kerja pasca melahirkan anak pertamanya.
Tidak heran, pekerjaannya menumpuk begitu ia kembali bekerja.
Dia sedang sibuk membaca dan memeriksa beberapa artikel yang akan naik cetak.
Tiba-tiba raut mukanya menjadi serius ketika membaca sebuah surat kesaksian dari seorang pembaca.

“Namaku Jim, usia 21 tahun. Aku tergabung dalam tim redaksi warta di gereja. Sekalipun seorang penulis warta gereja, aku tidak serohani tulisan-tulisanku. Aku tahu tentang Tuhan, dan kurasa aku mengenalNya. Tapi berdasarkan pengalamanku, Dia tidak semenarik sebagaimana aku menulis tentangNya.
Tentu saja, itulah pikiranku sebelum aku menyaksikan hal yang menakjubkan ini.

Siang itu, aku sedang minum kopi di lantai atas kafe kecil di seberang rumah sakit bersalin.  Waktu itu aku sedang mencari inspirasi untuk sebuah topik warta gerejaku. Topik itu tentang penyertaan Tuhan yang sempurna.
Tentu saja aku harus berpikir keras karena pengalaman tak mengajarkanku apa-apa tentang topik ini. Aku berupaya membuat cerita fiksi sebagai ilustrasi, tetapi kemudian Dia mengarahkan perhatianku pada seorang perempuan di seberang sana.

Perempuan itu sepertinya baru beberapa hari yang lalu melahirkan.
Perutnya masih terlihat buncit, dengan cara jalan yang masih khas ibu hamil.
Ia berjalan dengan seorang pria, yang pastinya itu adalah suaminya.
Pria itu menggendong seorang bayi mungil yang dilindungi kain selendang warna biru. Mereka tidak berdua, tetapi juga disertai oleh seorang perempuan lanjut usia, sepertinya nenek dari bayi itu. Nenek itu membawa tas perlengkapan bayi yang cukup besar.
Mereka terlihat akan menyeberang jalan.

Ketika baru saja maju beberapa langkah, tiba-tiba tali tas perlengkapan bayi yang dibawa oleh nenek itu putus sehingga tas jatuh tertinggal di jalan.
Sang nenek yang menyadari hal itu segera membalikkan badan untuk mengambil tas. Perempuan itu dan suaminya juga ikut membalikkan badan untuk melihat nenek itu dan tas yang dibawanya.
Ketika mereka semua sedang  membalikkan badan, tidak lebih dari 3 detik, tiba-tiba sebuah mobil pick-up melaju kencang di balik punggung mereka. Sangat menegangkan bagiku yang sedang memperhatikan mereka!
Setelah mengambil tas, perempuan itu dan suaminya, juga nenek itu melanjutkan menyeberang jalan dengan tenang.

Aku tercengang. Mereka tidak tahu apa yang baru saja mereka alami.
Mereka semua hampir saja tertabrak. Ya, mereka semua, perempuan itu dan suaminya, nenek itu, dan juga bayi yang mungkin baru beberapa hari lahir ke dunia.
Jika saja tali tas yang dibawa oleh nenek itu tidak putus, mereka akan terus melangkah dan … Ah! Tentu saja aku tidak akan menulis kesaksian ini.

Ya, siapapun mereka, aku tidak mengenalnya.
Tapi, aku mengenal Dia yang meluputkan mereka dari tabrakan itu.
Sungguh menakjubkan!

Terima kasih,
Jim.”

Rose terdiam. Air matanya tumpah.
Ia baru saja menyadari bahwa ‘mereka’ yang diceritakan oleh Jim ialah dirinya dan keluarganya.
Ya, 1 minggu setelah melahirkan, Rose dijemput di rumah sakit oleh suami dan ibu mertuanya.  Karena parkir rumah sakit penuh, suami Rose memarkir mobil di seberang jalan, di depan kafe kecil itu.
Ibu mertuanya yang ketika itu membawa tas perlengkapan bayi, dan talinya putus ketika mereka menyeberang jalan.
Mereka tidak pernah tahu bahwa ada mobil pick-up yang melaju kencang, dan mereka terluput dari tabrakan maut.

Bejana Pilihan


Suatu ketika Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Ada beberapa bejana tersedia - manakah yang akan terpilih?

"Pilihlah saya", teriak bejana emas, "Saya mengkilap dan bercahaya. Saya sangat berharga dan saya melakukan segala sesuatu dengan benar. Keindahan saya akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang yang seperti Engkau, Tuanku, emas adalah yang terbaik!"
Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi. "Aku akan melayani Engkau, Tuanku, aku akan menuangkan anggur-Mu dan aku akan berada di meja-Mu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memuji-Mu."
Tuan itu hanya lewat saja dan menemukan sebuah bejana tembaga.

Bejana ini lebar mulutnya dan dalam, dipoles seperti kaca. "Sini! Sini!" teriak bejana itu, "saya tahu saya akan terpilih. Taruhlah saya di meja-Mu, maka semua orang akan memandangku."

"Lihatlah saya", panggil bejana kristal yang sangat jernih. "Aku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya saya. Meskipun saya mudah pecah, saya akan melayani Engkau dengan kebanggaan saya. Dan saya yakin, saya akan bahagia dan senang tinggal dalam rumah-Mu."

Tuan itu kemudian menemukan bejana kayu. Dipoles dan terukir indah, berdiri dengan teguh. "Engkau dapat memakai saya, tuanku", kata bejana kayu. "Tapi aku lebih senang bila Engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan untuk roti."

Kemudian Tuan itu melihat ke bawah dan melihat bejana tanah liat. Kosong dan hancur, terbaring begitu saja. Tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana Tuan itu.

"Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Aku akan perbaiki dan Kupakai, dan akan Aku buat sebagai milik-Ku seutuhnya. Aku tidak membutuhkan bejana yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang memamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar.
Tetapi yang Kucari adalah bejana yang sederhana yang akan Kupenuhi dengan kuasa dan kehendak-Ku."
Kemudian Ia mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki, membersihkan dan memenuhinya. Ia berbicara dengan lembut kepadanya. "Ada tugas yang perlu engkau kerjakan, jadilah berkat buat orang lain, seperti apa yang telah Kuperbuat bagimu."

Pertanyaannya, kita jadi bejana seperti apakah sekarang?

Kebanggaan, membuat kita dipandang dunia..
Kesombongan, membuat kita seakan-akan ada diatas dan melihat orang lain lebih rendah..
Kita semua berasal dari awal yang sama, bejana liat yang 'Kosong dan Hancur'..

Ingatlah untuk menjadi berkat buat orang lain, seperti apa yang Tuhan sudah perbuat bagi kita..

"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah..." (Yoh 15 : 16)

Gbu always..^^

Crossroad


Someday..
We will stand at the crossroad
And it’s time to choose our own way
I go mine and you go yours
I’m here and you’re there

But remember..
A heart of a friend will always say:
“Reach your dream,  pray for me”
“You are happy, I’m glad”
“Never say goodbye, see you someday!”

Yes!
The crossroad is almost near.
But friendship will always have a room in the heart
Just for you to stay in.